Indonesia Pimpin ASEAN Soal Keamanan Siber, Investasi Capai 14,4 Persen Pendapatan

Indonesia memimpin di antara negara-negara Asia Tenggara dalam hal ketahanan keamanan siber (cybersecurity) untuk kategori perusahaan skala menengah. Menurut studi “2025 Cybersecurity Resilience in Mid-Market Organisations” dari Palo Alto Networks, Indonesia meraih skor tertinggi, yaitu 20,65 dari 25.

Posisi puncak ini didukung oleh investasi yang signifikan. Studi tersebut menemukan, perusahaan skala menengah (mid-market) di Indonesia mengalokasikan rata-rata 14,4 persen dari pendapatan mereka untuk anggaran keamanan siber.

Country Manager Palo Alto Networks untuk Indonesia, Adi Rusli, mengatakan bahwa angka ini menunjukkan pergeseran paradigma yang penting.

“Alokasi anggaran yang lebih tinggi oleh perusahaan-perusahaan menengah menekankan komitmen serius untuk memperkuat postur keamanan siber mereka, memandangnya sebagai prioritas bisnis strategis daripada sekadar fungsi TI,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (11/6).

Studi tersebut menyatakan perusahaan di Indonesia memprioritaskan anggarannya pada tiga area utama: perlindungan data dan privasi, perangkat lunak (software) keamanan, dan perangkat lunak jaringan. Belanja pada ketiga kategori tersebut diproyeksikan meningkat lebih dari 10 persen.

Selain investasi langsung, strategi utama yang disorot adalah kolaborasi. Sebanyak 85 persen perusahaan di Indonesia diperkirakan akan mengandalkan mitra untuk mendukung upaya keamanan sibernya dalam dua tahun ke depan, naik dari 60 persen saat ini dan melampaui rata-rata regional.

Meskipun menunjukkan kemajuan pesat, perusahaan di Indonesia dan regional masih menghadapi tantangan. Banyak di antaranya masih dalam tahap awal untuk mengoperasionalkan AI dalam sistem keamanannya. Selain itu, kompleksitas dalam mengelola berbagai perangkat yang terfragmentasi masih menjadi penghambat efisiensi.

“Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan yang lebih terpadu berbasis platform, dengan integrasi kapabilitas AI untuk meningkatkan kinerja, menyederhanakan operasi, dan memperkuat perlindungan,” kata Michelle Saw, Wakil Presiden Ekosistem Asia Pasifik dan Jepang di Palo Alto Networks.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *