Para peneliti kecerdasan buatan AI1.63%->Harga AI Saat Ini
Rp 1.986
1.63%
Market Cap
Rp 256,83 Miliar
Volume Trading
Rp 130,32 Miliar
Suplai Beredar
Rp 130.000.000
khawatir bahwa bot AI akan menyebar luas di internet seperti spesies invasif digital. Alih-alih mencoba membatasi penyebaran bot dan konten yang dihasilkan oleh AI, sebuah tim peneliti memutuskan untuk mengambil pendekatan berbeda.
Dalam makalah pra-cetak yang baru-baru ini diterbitkan, puluhan peneliti mengusulkan sistem di mana manusia perlu diverifikasi oleh manusia lain secara langsung untuk mendapatkan “kredensial kepribadian.” Simak berita lengkapnya berikut ini!
Verifikasi Digital dan Pseudonimitas
Gagasan utama dari penelitian ini adalah menciptakan sistem di mana seseorang dapat membuktikan bahwa mereka adalah manusia tanpa harus mengungkapkan identitas atau informasi lebih lanjut. Sistem ini terinspirasi oleh teknologi blockchain “proof of personhood” yang sudah dikenal di komunitas kripto.
Layanan seperti Netflix atau Xbox Game Pass yang memerlukan biaya biasanya mengandalkan lembaga keuangan pengguna untuk melakukan verifikasi. Namun, hal ini tidak memungkinkan anonimitas, yang dianggap sebagai bagian dari biaya penggunaan layanan.
Sebaliknya, layanan yang tidak dapat mengandalkan pembayaran pengguna untuk verifikasi, seperti forum anonim, harus mengambil langkah-langkah untuk membatasi bot dan akun duplikat.
Misalnya, ChatGPT memiliki mekanisme pencegahan agar tidak digunakan untuk membuat banyak akun gratis di Reddit. Namun, tim peneliti ini berpendapat bahwa batasan saat ini hanya akan bertahan sementara, dan dalam beberapa tahun ke depan, mungkin tidak akan ada cara untuk membedakan antara manusia dan bot tanpa interaksi langsung.
Sistem Verifikasi untuk Mencegah Akses Bot
Para peneliti mengusulkan pengembangan sistem yang akan menunjuk organisasi atau fasilitas tertentu sebagai penerbit kredensial. Organisasi ini akan mempekerjakan manusia untuk memverifikasi keaslian manusia lainnya.
Setelah diverifikasi, kredensial akan diterbitkan tanpa melacak bagaimana kredensial tersebut digunakan. Meski begitu, masih belum jelas bagaimana sistem ini bisa diandalkan untuk menghadapi serangan siber dan ancaman dekripsi yang dibantu oleh teknologi kuantum.